Sabtu, 02 Februari 2013

DIGITAL MULTIPLEXING


Multiplexing
  Multiplexing adalah Teknik menggabungkan beberapa sinyal untuk dikirimkan secara bersamaan pada satu kanal transmisi.
  Dimana perangkat yang melakukan Multiplexing disebut Multiplexer atau Mux
  Dan untuk di sisi penerima yang melakukan demultiplexing disebut Demultiplex atau Demux.
Teknik Multiplexing
1. Frequency Division Multiplexing (FDM)
2. Time Division Multiplexing (TDM)
3. Statistical Time Division Multiplexing(STDM)
Frequency Division Multiplexing (FDM)
Gabungan banyak kanal input menjadi sebuah kanal output berdasarkan frekuensi.
Digunakan ketika bandwidth dari medium melebihi bandwidth sinyal yang diperlukan untuk transmisi.
Setiap sinyalnya dimodulasikan ke dalam frekuensi carrier yang berbeda dan frekuensi carrier tersebut terpisah dimana bandwidth dari sinyal-sinyal tersebut tidak overlap. Setiap kanal dipisahkan oleh guard band.
Contoh yang paling dikenal dari FDM adalah siaran radio dan televisi kabel.
  lihat contoh dibawah ada enam sumber sinyal yang dimasukkan ke dalam suatu multiplexer, yang memodulasi tiap sinyal ke dalam frekuensi yang berbeda (f 1,...,f6). Tiap sinyal modulasi memerlukan bandwidth center tertentu disekitar frekuensi carriernya, dinyatakan sebagai suatu channel. Sinyal input baik analog maupun digital akan ditransmisikan melalui medium dengan sinyal analog.


 Proses FDM multiplexing dan demultiplexing

 multiplexing


 Demultiplexing


Sistem FDM, terdiri dari dua bagian yaitu:
1.Peralatan terminal (terminal equipment).
  Peralatan terminal terdiri dari bagian kirim yang mengirimkan frekwensi pembicaraan majemuk ke penguat ulang transmisi saluran dan bagian penerima yang menerima arus tersebut dan mengubah kembali menjadi arus pembicaraan seperti semula.
2.  Repeater equipment ( peralatan penguat ulang )
  Repeater equipment terdiri dari penguat (amplifier) dan equalizer yang  berfungsi untuk mengatur reaman gangguan (attenuation distortion), pada saat transmisi melewati saluran antara kedua repeater masing-masing.

 
Time Division Multiplexing (TDM)
  Digunakan ketika data rate dari medium melampaui data rate dari sinyal digital yang ditransmisi.
  Prinsip TDM adalah menerapkan prinsip penggiliran waktu pemakaian saluran transmisi dengan mengalokasikan satu slot waktu (time slot) bagi setiap pemakai saluran (user).
  TDM biasanya digunakan untuk komunikasi point to point. Pada TDM, penambahan peralatan pengiriman data lebih mudah dilakukan. TDM lebih efisien daripada FDM.


 

Jenis-Jenis TDM
a. Synchronous TDM
  Disebut synchronous karena time slot-nya di alokasikan ke sumber-sumber tertentu dimana time slot untuk tiap sumber ditransmisikan. Dan dapat mengendalikan sumber-sumber dengan kecepatan yang berbeda-beda.
b. Asynchronous TDM
  Untuk mengoptimalkan penggunaan saluran dengan cara menghindari adanya slot waktu yang kosong akibat tidak adanya data (atau tidak aktif-nya pengguna) pada saat sampling setiap input line.
  Asynchronous TDM proses sampling hanya dilakukan untuk input line yang aktif saja. Konsekuensinya perlu menambahkan informasi kepemilikan data pada setiap slot waktu berupa identitas pengguna atau identitas input line yang bersangkutan.


Proses MUX dan DEMUX Synchronous TDM 









 Proses MUX dan DEMUX Asynchronous TDM




Statistical Time Division Multiplexing (STDM)
 
Statistical TDM dikenal juga sebagai asynchronous TDM dan intelligent 
TDM, sebagai alternatif synchronous TDM
 
Efisiensi penggunaan saluran secara lebih baik dibandingkan FDM dan 
 TDM. Memberikan kanal hanya pada terminal yang membutuhkannya dan
  memanfaatkan sifat lalu lintas yang mengikuti karakteristik statistik.
 STDM dapat mengidentifikasi terminal mana yang mengganggur/ terminal 
 mana yang membutuhkan transmisi dan mengalokasikan waktu pada jalur 
yang dibutuhkannya.


Untuk input, fungsi multiplexer ini untuk men-scan buffer-buffer input, mengumpulkan data sampai penuh, dan kemudian mengirim frame tersebut. Dan untuk output, multiplexer menerima suatu frame dan mendistribusikan slot-slot data ke buffer output tertentu.


Pulse Code Modulation (PCM)
  Dalam pengiriman sinyal melalui media transmisi, sinyal analog mudah
  terkena gangguan/noise, sehingga di sisi penerima sinyal tersebut
  terdegradasi. Sementara untuk sinyal digital, selama gangguan tidak
  melebih batas yang diterima, sinyal masih dapat diterima dalam kualitas
  yang sama dengan pengiriman. Dengan alasan ini, keluar ide pemakaian
  bersama sinyal analog dan digital, yaitu selama diuser berbentuk analog
 dan selama di media transmisi berbentuk digital. Teknik yang digunakan
  untuk mengubah sinyal analog menjadi sinyal digital ini disebut PCM 
(Pulse Code Modulation).
Jadi PCM disini merupakan :
oMerupakan metode yang umum digunakan untuk mengubah sinyal 
 analog menjadi sinyal digital
oDalam sistem digital, sinyal analog yang dikirimkan cukup hanya
  dengan mengambil sampel-sampelnya saja
oSinyal analog diubah menjadi sinyal digital melalui 4 tahap utama
 , yaitu :
1. Sampling
2. Quantisasi
3. Pengkodean
4. Multiplexing






Proses PCM